Cuaca pagi, sekitar pukul 8 wita, hari Minggu ini (8/4) sangat cerah.
Dominasi langit biru dengan sedikit awan putih bak kapas melayang, membuat hati
saya tergerak untuk jalan-jalan pagi. Hangatnya mentari pelan-pelan membakar
tubuh saya yang semalam “direndam” hawa sejuknya pegunungan.
Indahnya panorama alam Gunung Lokon menjadi magnet ke mana langkah kaki
saya harus berjalan. Saya pun berhenti di salah satu spot terbuka mengarah ke
Gunung Lokon dan sekitarnya. Di tempat itulah, saya kemudian merogoh kantong
saya untuk mengambil Galaxy Mini saya, hadiah ke tiga dari Lomba Cincin Api
Kompasiana periode pertama.
Dengan menggunakan aplikasi editing dan sharing foto Instagram Android
yang baru saja saya benamkan di hape itu, saya mulai beraksi kegirangan untuk
mengambil foto-foto indahnya panorama alam pagi itu. Ini untuk pertama kali
saya menggunakan instagram android untuk berfoto ria.
Konon, “kurang dari 24 jam setelah dirilis pada Selasa
(3/4/2012), Instagram diunduh lebih dari 1 juta kali di toko aplikasi online
Google Play” demikian berita dari Kompas.com. “ Pengguna Android akan bergabung
dengan 30 juta pengguna Instagram dari pengguna iOS (iPhone, iPad, iPod touch)
yang telah menghasilkan 5 juta foto per harinya” lanjutnya. Bagi saya, berita
ini terlalu sensasional. Kenapa? Karena pengguna sebaiknya membuktikan dulu
keampuhan Instagram dalam menghasilkan foto-foto yang bagus.
Karena dorongan ingin membuktikan keampuhan Instagram
Android itu, maka saya ingin mencobanya untuk “test drive” aplikasi yang sudah
saya install di Galaxy Mini saya. Saatnya sekarang untuk beraksi. Namun,
sebelum berklik ria dengan hape saya, di benak saya sudah saya tanamkan pilihan
Landscape Photography yang saya konsepkan.
Inilah hasil foto-foto saya bertema Landscape dengan menggunakan
Instagram Android dari hape Galaxy Mini saya.
Bagaimana prosesnya? Dari layar sentuh hape, saya buka
aplikasi Instagram. Terlihat tampilan fitur siap memotret dengan lima panel di
bawah frame foto yang akan loading otomatis menampilkan foto yang terdahulu.
Tak perlu menunggu selesai loading, saya sentuh panel tengah bergambar foto.
Lalu muncul dua pilihan pick a source, yaitu “camera” atau “photo galery”.
Saya pilih “camera” karena saya akan memotret pemandangan
alam di hadapan saya. Obyek foto , sudah saya bidik lalu saya sentuh tombol
gambar kamera dan sedapat mungkin jangan goyang. Setelah saya potret, di layar
muncul 2 pilihan “simpan” atau “buang”.
Setelah tombol simpan saya sentuh, kemudian muncul di layar kotak crop
beberntuk bujur sangkar dengan empat titik tombol pada setiap garisnya.
Fungsinya adalah meng-cropping bear kecilnya foto dengan cara zoom-in atau
zoom-out. Jika croppingnya terlalu dekat, foto bisa blur dan hasilnya kurang
baik.
Setelah editing foto, lalu ada dua pilhan yaitu Discard atau
Accept. Jika pilih Discard berarti foto tersimpan dalam memory yang
sewaktu-waktu bisa dibuka untuk diedit. Jika pilih Accept, selain menyimpan
foto juga pemakai bisa edit dengan 18 filter yang disediakan. Untuk Landscape
saya suka pilih filter, Normal, Hudson, X-Pro, Lo-Fi, Sutro dan Nashville.
Untuk membuat kesan jadul bisa menggunakan filter Earlybird,
Toaster, 1977 atau Kelvin. Cuma filter ini tidak saya gunakan dalam mengedit
foto Landscape karena hasilnya kurang enak dilihat.
Setelah selesai mengedit dengan pilhan filter, kemudian saya
coba upload dan share ke facebook. Saya belum coba mensharingkan foto saya ke
Twitter atau Foursquare. Melihat foto
yang saya upload ke facebook, dalam hati saya berkomentar, bagus juga hasilnya.
Landscape dengan langit birunya tampah indah sekali. Dalam hati, boleh juga aplikasi
instagram dipakai untuk foto pemandangan.
Itu cara yang pertama. Cara yang kedua adalah setelah mempotret
obyek yang kita pilih, langsug saja pilih sentuh “discard” untuk menyimpan foto
dan seterusnya. Di kamar, saya edit dulu foto-foto saya tadi, baru dengan
bantuan wi-fi, saya upload ke jejaring sosial. Jadi, tidak langsung di edit setelah
memotret obyek, karena saya ingin mengedit sesuai dengan selera saya.
Itulah pengalaman pertama saya menggunakan aplikasi
instagram di Galaxy Mini saya. Bagaimana pendapat anda setelah melihat hasil
foto-foto Landscape versi Instagram Andorid itu? Apakah anda akan me-anaktiri-kan
DSLR atau Camera Pocket anda dan mengankemaskan Instagram? Yang jelas, saat ini saya mempunyai mainan
baru dan mainan baru itu akan saya gunakan lagi untuk memotret obyek-obyek yang
saya sukai.
0 komentar:
Posting Komentar