Selasa, 1 Mei 2012, pukul 12.00 wita, Gunung Lokon meletus lagi. Tanda letusan dimulai dari bunyi dentuman yang menggelegar sebanyak dua kali lebih.
Mendengar suara letusan itu, saya pun bergegas keluar sambil
menenteng kamera. Setelah berlarian menuju tempat strategis di Bukit Doa, saya
pun mengarahkan kamera saya untuk tak mau ketinggalan momen letusan Lokon kali
ini.
Sementara saya mengambil foto, beberapa pengunjung Bukit Doa
berlarian mendekat ke tempat saya berdiri untuk ikut menyaksikan gumpalan hitam
mirip brokoli yang keluar dari lubang kawah Tompaluan. Melihat arah gumpalan
itu, orang di sebelah saya berkomentar, “Kayaknya debu akan turun ke Kinilow.
Wah bisa jadi, warga Kinilow senang kalau disuruh mengungsi. Soalnya mendapat
perhatian yang memuaskan dari pemkot”.
Awan gumpalan letusan Gunung Lokon, tak begitu ketara karena
awan menutupi pergerakkan abu vulkanik. Kali ini debu vulkanik itu tampak
membumbung hingga mencapai lebih dari 500 meter menembus awan abu-abu.
Diperkirakan hujan abu jatuh ke arah Barat melewati desa Warembungan dan
sekitarnya.
Dari tempat saya mengambil foto, terdengar suara sirene
meraung-raung menembus keramaian desa Kakaskasen. Pengumuman agar masyarakat
diharapkan waspada terhadap dampak abu letusan juga terdengar samar-samar lewat
pengeras suara.
Suara Marching Band yang sejak tadi pagi berlatih untuk
pawai Pendidikan memperingati Hardiknas esok hari, sempat terhenti setelah
mengetahui Gunung Lokon meletus. Aktivitas sekolah di SMA Lokon yang jaraknya
kurang dari 5 km pun terhenti sesaat karena guru, pegawai dan siswa berhamburan
keluar kelas untuk menonton.
Saat saya membuat tulisan ini, belum ada informasi dan konfirmasi resmi dari pihak PVMBG dan BNPB dari kota Tomohon. Namun sejauh mata memandang dari tempat saya yang tinggi, desa di kaki Gunung Lokon aman dari lahar panas atau abu vulkanik.
Gunung Lokon memang sering meletus. Tanggap darurat bencana
sudah disiapkan dengan baik. Tak hanya itu, 23 titik lokasi pengungsian konon
sudah disiapkan bila sewaktu-waktu Lokon meletus lagi. Yang diperlukan hanyalah kesigapan dan
kesiagaan petugas. Apalagi, beberapa hari lalu utusan dari PBB secara khusus
datang untuk ikut memonitor Gunung Lokon dan tanggap darurat yang dikelola oleh
Pemkot Tomohon.
0 komentar:
Posting Komentar