Gemerlap Malam Kota Jakarta



Terus terang sejak saya bergabung di Kompasiana, kalau saya ditawari “mau makan apa, dan di mana” maka pikiran saya langsung mengarah pada wisata kuliner yang sekaligus bisa jalan-jalan. Tentu saja yang saya inginkan adalah tempat kuliner yang unik, ekstrim dan populer. Karena itu saya berharap setelah berwisata kuliner dan jalan-jalan, saya  bisa berbagi cerita dan pengalaman kepada anda.

Percakapan soal kuliner itu terjadi di mobil dalam perjalanan menuju ke Grand Indonesia (GI), tempat di mana teman saya bekerja. Malam itu, saya diajak oleh teman saya ke GI. Bagi saya, masuk ke gedung GI merupakan yang pertama kali. Bahkan, saya baru tahu kalau dalam gedung Grand Indonesia ini terdapat Perkantoran, Apartemen, Hotel Indonesia, dan Mall.

Suasana jalan menuju ke Grand Indonesia pada Sabtu malam itu, diwarnai dengan kemacetan. Kami sedikit berjuang dan sabar untuk masuk ke tempat parkir di P7 Grand Indonesia. Setelah memarkirkan kendaraan, teman saya bertanya. “Jadi mau lihat kota Jakarta di waktu malam? Ada tempat yang bagus untuk menonton kota Jakarta di waktu malam. Sangat eksotik dan indah untuk difoto.” ujar teman saya membuat hati saya tergoda. Bak orang asing, saya hanya mengangguk-anggukkan kepala sebagai tanda ikut saja.

Didampingi oleh Satpam, kami masuk lift menuju ke lanai 37. Lalu pindah lift lain, menuju ke lantai 56. Setelah sampai di lantai 56, kami diarahkan ke teras luar. Ketka posisi sudah sampai di teras luar, seketika saya berdecak kagum melihat indahnya kota Jakarta di waktu malam. Panorama alam Jakarta di waktu malam sungguh mengagumkan. Gedung pencakar lagit, hunian urban dengan lampu-lampunya serta lalu lintas kota yang ramai makin mempesonakan Jakarta di waktu malam hari. Suasana ini seakan menghapus bayangan penat akibat kemacetan kota di siang hari dan riuhnya isu korupsi akhir-akhir ini.


Berdiri di teras luar pada lantai 56 di gedung Grand Indonesia memang suatu anugerah tersendiri bagi saya. Tidak semua orang bisa mendapat akses ke lokasi itu. Berkat teman, saya bisa menikmati pemandangan panorama alam kota Jakarta yang indah. Keberuntungan saya ini kemudian saya abadikan lewat kamera yang sejak tadi saya bawa. Ini kesempatan yang sangat langka untuk belajar “night shoot” pada fotografi.

Malam itu, banyak frame saya ambil untuk Night Shoot dari atas gedung Grand Indonesia. Sepanjang saya masih bisa berdiri di atas gedung itu, saya bidikan kamera saya ke bawah mulai dari Bunderan HI. lalu lintas jalan Thamrin hingga memutar sampai ke gedung-gedung di sebelah GI. Dalam pengambilan foto itu, saya memang harus ekstra hati-hati memegang kamera saya karena angin begitu kuat menerpa seluruh tubuh saya. Sebaiknya memang menggunakan jaket. Tetapi malam itu, karena keinginan saya untuk memotret lebih kuat dibarengi dengan kesempatan yang langka, maka saya tetap nekat memotret indahnya panorama lama Jakarta d iwaktu malam.

Setelah selesai memotret saya lalu menuju ke kantor teman saya di lantai 32. Dalam pembicaraan saya baru tahu bahwa, fotografer dari National Geoprahic, pernah mengadakan pemotretan di lantai atas itu. Bahkan saya mendapat kabar bahwa lokasi di lantai 56 tadi rencananya akan dibuat restoran untuk umum. Sekarang dalam proses pembuatan sekaligus sedang konsultasi tentang bagaimana mengatasi kencangya angin. Lalu saya bisa membayangkan jika seandainya restoran itu sudah jadi, pasti banyak orang akan datang untuk menikmati panorama alam Jakarta di waktu malam. 

Tulisan ini dimuat di Lifestyle, Kompasiana

0 komentar:

Posting Komentar