“Prom Night, Sportaiment, Narsis dan Fashion”, Itulah Gaya Mereka.


Sebenarnya gaya hidup anak sekolah sekarang, bisa dikatakan dengan singkat. “Yang muda, yang ceria”. Saya bisa menyebut itu, soalnya pengalaman saya menjadi pamong di Sekolah berasrama (Boarding School) yang dihuni sekitar tiga ratusan siswa putra-putri, dari berbagai macam suku dan agama, serta dalam masa pendidikan selama tiga tahun setiap angkatan.

Usia mereka, usia pertumbuhan dan perkembangan diri pribadi. Secara psikologis dan moral mereka masuk dalam tahap “mencari identitasnya diri”. Hanya uniknya mereka tidak sendiri-sendiri tetapi proses pendidikan karakter (character building) mereka dialami bersama-bersama se-asrama yang jumlahnya 300-an orang, siang malam dan berbaur secara suku, agama dan ras.

Asyiiiik kita jadi bikin prom-night nanti besok”, kata Cheche mengagetkan teman-temanya.  Apa itu “prom-night”? Saya baru tahu setelah mereka ribut-ribut  membicarakan prom-night di saat mereka sedang serius menjalani masa “try-out” ujian nasional baik yang diselenggarakan sekolah maupun serentak oleh Provinsi.

Prom-night adalah acara perpisahan akhir tahun dengan teman-temannya dan sebenarnya sekolah juga. Kata promnight berasal dari kata “prom” yang diambil dari kata “promenade” yang berarti pergi jalan-jalan bersama teman-temanya. Sedangkan “night” adalah malam. Jadi arti “prom-night” adalah jalan-jalan bersama dengan temannya di waktu malam.  Namun, sekarang ini prom-night diartikan sebagai acara perpisahan siswa-siswa kelas tiga atau dua belas sebelum pengumuman ujian dan dilaksanakan pada malam hari di tempat biasa mereka dugem. Bisa di hotel, Diskotik, atau di Restaurant.

“Dress codenya apa ya nanti di prom-night”, tanya Jacko kepada temannya. “Black and White”, jamwab temannya. Dalam acara prom night, mereka sepakat model pakaian apa yang akan dikenakan nanti. Ini wajar karena acara itu akan menjadi kenangan seumur hidup, dan apalagi mereka akan berpencar ke mana-mana. Jadi, berpakaain modis fesyen, dengan penampilan impresif dan penuh percaya diri seakan-akan menjadi syarat utama setiap peserta prom-night. Bayangkan saja dari seragam abu-abu khas anak sekolah, mengubah diri menjadi lebih feminim dan macho. Wouw cantiknya dan cakepnya….

Menurut saya, gaya hidup anak sekolah itu ya prom night itu? Lho kok bisa. Setidak-tidaknya, itulah inti sari pengalaman saya mendampingi mereka selama masa pendidikan di sekolah dan di asrama. Lifestyle mereka kelihatan dalam acara prom night. Mereka suka bersenang-senang atau sesuatu hal yang membuat mereka senang secara pribadi dan komunitas. Alasannya masih muda dan masih boleh punya soul-mate dan angkatan.


Prom night saya rasa tidak jauh dari gaya hidup narsis. Lihat gaya mereka di depan kamera, waduhhh lebay dan agresif. Nggak hanya itu, foto-foto mereka pun juga narsis dan suka diupload di facebook. Narsis dan foto narsis, nggak ada bedanya. Sama saja. Suka tampil modis dan fesyen. “Yang penting tampilannya, donk Pak” kata Jojo sesaat sebelum berangkat ke prom night.

Namun, gaya ini sebenarnya tidak selalu negatif kalau dilihat dari kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang mereka sukai dan ujung-ujungnya suka tampil juga. Pernah lihat pertandingan bola basket DBL?. Ajang kompetisi bola basket antar SLTA itu adalah ajang gensi yang mencapurkan antara olah raga dan entertaiment. Penampilan squad modern dance dan yel-yel supporter serta pakain seragamnya menjadi indikator bahwa sportaiment mulai marak di kalangan remaja.

Marching Band Sekolah juga menjadi ajang untuk entertaiment karena dilihat banya orang dalam kegiatan seperti  pawai tujuh belasan. event wisata dan hari pendidikan. Bak Carnival mereka tampil dengan seragam yang baru dan dandanan yang  modis hingga menghibur para penonton di pinggir jalan.

Kegiatan Val-day (Valentine Day) tak jarang menjadi entaertaiment di antara mereka. Kesempatan untuk mengekspresikan gejolak pertumbuhan diri dalam bentuk cinta dan kasih kepada lawan jenis tanpa harus menjadi pacarnya. Bunga dan coklat tanda mata yang disukai oleh mereka untuk ditaruh di tempat tidur, meja belajar, meja makan, lemari pakaian sebagai tanda sayang kepada lawan jenisnya.

Jadi, saya melihat gaya hidup anak sekolah sekarang ini berkisar antara prom night, sportaiment, narsis dan fashion. Tapi di balik itu semua, mereka juga sepakat mengatakan, “We are not the best, but we are going to be the best for our school and friends”. Sebab di balik gelora jiwa mereka yang membara, ada hal yang wajib mereka jadikan gaya hidupnya yaitu prestasi akademis dan succesful in life.

click this link Muda, Kompasiana




0 komentar:

Posting Komentar